Tugas Kuliah Bahasa Indonesia 2 # Bab 3
1.
Generalisasi
-
Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa
ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat,
ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa
pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran,
radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah
terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan
penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan
bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
-
Macam – macam generalisasi :
· Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat
dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
· Generalisasi
tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
Penalaran
generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa)
khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah
peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf
diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa
khusus yang disebutkan pada bagian awal.
2.
Hipotese
Dan Teori.
Hipotese
(hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan
yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai
penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti
fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan
hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan
hipotese.
Contoh :
Tanzi
& Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi
dapat dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus)
:
Hipotesis pertama: tingginya tingkat
korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang
korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka
melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari
kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh
karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan
produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis kedua: tingginya tingkat korupsi
berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila korupsi
berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan
yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan
negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis ketiga: tingginya tingkat korupsi
berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional dan
maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang korup
akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun, karena
yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan
mencari keuntungan demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah
berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi
terhambat.
Hipotesis keempat: tingginya tingkat
korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang
terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk
korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu digarisbawahi bahwa
yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya
peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek
publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah
pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi.
Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang
baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat
pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.
3.
Analogi
-
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan
yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari
beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu
dengan yang sebelumnya.
-
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru
berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan
bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan
pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya.
Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian
dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
-
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi
adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga
dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan
berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
kesimpulan.
-
Contoh Analogi:
-
Kita banyak tertarik
dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi
menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada.
Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika
bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
4.
Hubungan
Kausal
-
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip
sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya
dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal
yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian
sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal
bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
- Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan
mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia
rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya,
sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
5.
Intruksi
Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan
bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar
atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi
uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut
paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan
topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan
eksposisi.
Komentar
Posting Komentar