Tugas Bahasa Indonesia 2#
·
Pengertian Penalaran
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
·
Pengertian Proposisi.
Proposisi adalah istilah yang
digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal
ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi
mempunyai tiga unsur yakni:
-
Subyek,
perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
-
Predikat
adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
-
Kopula
adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana.Kata semua dalam kalimat
tersebut dinamakan dengan pembilang.Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai
subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh
kata fana.
Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan
"proposisi" adalah sinonim, atau paling tidak seharusnya sama.
·
Pengertian Interferensi Dan Implikasi
Interferensi
Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian
interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan
kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran)
suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata
bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa
interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang
tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat
(sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi, menurut Nababan (1984),
merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan
ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan
itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah
peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.
Untuk memantapkan pemahaman mengenai
pengertian interferensi, berikut ini akan diketengahkan pokok-pokok pikiran
para ahli dibidang sisiolinguistik yang telah mendefinisikan peristiwa ini.
Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi
pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem
suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan
unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa
dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain
dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa
interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160)
interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran
bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
-
Interferensi
dalam bentuk kalimat
Interferensi dalam bidang ini
jarang terjadi. Hal ini memang perlu dihindari karena pola struktur merupakan
ciri utama kemandirian sesuatu bahasa. Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang
besar sendiri di kampung itu, atau Makanan itu telah dimakan oleh saya, atau
Hal itu saya telah katakan kepadamu kemarin. Bentuk tersebut merupakan bentuk
interferensi karena sebenarnya ada padanan bentuk tersebut yang dianggap lebih
gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali yang besar di kampung ini, Makanan itu telah
saya makan, dan Hal itu telah saya katakan kepadamu kemarin.Terjadinya
penyimpangan tersebut disebabkan karena ada padanan konteks dari bahasa donor,
misalnya: Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing kampung iku, dan seterusnya
-
Interferensi
Semantik
Berdasarkan bahasa resipien
(penyerap) interferensi semantis dapat dibedakan menjadi,
Jika interferensi terjadi karena
bahasa resipien menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain, yang
disebut sebagai perluasan (ekspansif). Contohnya kata demokrasi, politik, revolusi
yang berasal dari bahasa Yunani-Latin.
Yang perlu mendapat perhatian,
interferensi harus dibedakan dengan alih kode dan campur kode. Alih kode
menurut Chaer dan Agustina (1995:158) adalah peristiwa penggantian bahasa atau
ragam bahasa oleh seorang penutur karena adanya sebab-sebab tertentu, dan
dilakukan dengan sengaja. Sementara itu, campur kode adalah pemakaian dua
bahasa atau lebih dengan saling
memasukkan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara
konsisten. Interferensi merupakan topik dalam sosiolinguistik yang terjadi
sebagai akibat pemakaian dua bahasa atau lebih secara bergantian oleh seorang
dwibahasawan, yaitu penutur yang mengenal lebih dari satu bahasa. Penyebab terjadinya interferensi adalah kemampuan
penutur dalam menggunakan bahasa tertentu sehingga dipengaruhi oleh bahasa lain
(Chaer,1995:158). Biasanya interferensi terjadi dalam penggunaan bahasa kedua,
dan yang menginterferensi adalah bahasa pertama atau bahasa ibu
-
Jenis Interferensi
Interferensi merupakan gejala umum dalam
sisiolinguistik yang terjadi sebagai akibat dari kontak bahasa, yaitu
penggunaan dua bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang multilingual. Hal
ini merupakan suatu masalah yang menarik perhatian para ahli bahasa. Mereka
memberikan pengamatan dari sudut pandang yang berbeda beda. Dari pengamatan
para ahli tersebut timbul bermacam-macam interferensi.
Secara umum, Ardiana (1940:14)
membagi interferensi menjadi lima macam, yaitu
(1) Interferensi kultural dapat tercermin
melalui bahasa yang digunakan oleh dwibahasawan. Dalam tuturan dwibahasawan
tersebut muncul unsur-unsur asing sebagai akibat usaha penutur untuk menyatakan
fenomena atau pengalaman baru.
(2) Interferensi semantik adalah interferensi
yang terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variabel dalam suatu bahasa.
(3) Interferensi leksikal, harus dibedakan
dengan kata pinjaman. Kata pinjaman atau integrasi telah menyatu dengan bahasa
kedua, sedangkan interferensi belum dapat diterima sebagai bagian bahasa kedua.
Masuknya unsur leksikal bahasa pertama atau bahasa asing ke dalam bahasa kedua
itu bersifat mengganggu.
(4) Interferensi fonologis mencakup intonasi,
irama penjedaan dan artikulasi.
(5) Interferensi gramatikal meliputi
interferensi morfologis, fraseologis dan sintaksis.
Pengertian implikasi
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika
matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa
matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan
sama artinya jika kalimat di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara
terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari
bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika
udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk
menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa
matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara
terasa hangat.
Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar
adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat
merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi
hangat hanya bila matahari bersinar.
·
Wujud Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua
kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan
suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung
dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang
paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan
data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber
tertentu.
Cara pengujian evidensi :
-
Cara
menguji data
Data dan informasi yang digunakan
dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang
dapat digunakan untuk pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
-
Cara
Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data
informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan
penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk
mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
-
Konsistensi
Adalah melakukan suatu kegiatan
secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau
batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah
dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk
memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di
tentukan.
-
Koherensi
adalah bagaimana membuat
peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah
paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para
pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta
pengembangan materinya harus logis.
-
Cara
Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau
kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja
atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
-
Tidak
mengandung prasangka
Pendapat disusun berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil
eksperimen yang dilakukannya.
-
Pengalaman
dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman
dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal.
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
-
Kemashuran
dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan
adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai
autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di
bidang lain.
-
Koherensi
dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah
pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
·
Cara Menguji Data
Data
dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh
karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan
untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
·
Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi
yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan
bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
·
Cara Menilai Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu
menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang
baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.
Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4.
Koherensi dengan kemajuan
Sumber :
https://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/03/12/definisi-penalaran-proposisi-efidensi-cara-menguji-data-cara-menguji-fakta-dan-cara-menilai-autoritas/
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://nabella2326.blogspot.com/2012/03/wujud-evidensi.html
https://ennoasriani.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-inferensi-dan-implikasi-softskill-tulisan-b-indo-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
Komentar
Posting Komentar